Senin, 27 Juni 2016



20 Juni 2016
Alhamdulillah cerpen gua dimuat di Majalah Hai edisi 25/2016, judul cerpennya Mimpi dan Basah.
Pengen tau gimana ceritanya? Check it out :)




MIMPI DAN BASAH


            Devin mengajakku pergi berkeliling kastil. Dia cerewet dan berisik setiap melihat benda yang dilewatinya. Namun aku tidak menggubrisnya, mataku terfokus pada hiasan-hiasan dinding dan juga patung yang terletak di setiap sudut ruangan. Tiba-tiba terdengar suara keras dan Devin memintakku untuk melihat ke langit-langit kastil. Setelah melihatnya aku terkejut hingga jatuh terduduk di lantai.

Seorang wanita merayap di langit-langit dengan wajah marahnya pada kami. Wajah wanita itu sangat mengerikan, matanya merah, dan giginya runcing bagai gergaji. Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku, rasanya terkunci. Sedangkan Devin terus menarikku untuk bangkit dan lari. Pasalnya, wanita tersebut semakin mendekati kami.

Akhirnya Devin pergi tanpa aku. Aku di sini, masih terduduk sambil memandangi wanita tersebut. Entah mataku tidak bisa lepas dari wanita tersebut. Mataku terasa terkunci padanya, bahkan untuk berkedip aku juga tidak bisa. Wanita itu kini sudah menepakkan kakinya di lantai dan perlahan menghampiriku. Aku tetap tidak bisa bergerak, benar-benar terkunci.

Dari kejauhan aku mendengar suara orang berlari. Dia berlari sambil berteriak namaku. Aku tau itu Devin. Devin kembali dengan membawa pedang dan mengayunkannya pada wanita itu. Belum sempat Devin menusuknya, wanita itu hilang seketika. Disaat itu pula aku baru bisa menggerakkan tubuhku kembali.

Kami melanjutkan perjalanan melihat-lihat kastil dan berhenti di sebuah pintu ruangan. Aku tanya Devin tempat apa ini dan mengapa dia mengajakku ke sini. Dia menjawab kastil ini milik kakeknya, dan dia ke sini untuk mencari sesuatu. Dan Devin tidak memberitahuku apa yang dia cari.

Perlahan kami mendorong pintu besar ini dan dikejutkan kembali dengan makhluk lain di dalamnya. Kali ini seorang pria berpakaian prajurit yang kepalanya hampir putus. Prajurit itu telah bersiap dengan pedangnya untuk menyerang kami. Namun untungnya Devin masih memegang pedang yang tadi.

Oh aku benci berhadapan dengan yang seperti ini lagi, dan untungnya juga tubuhku tidak terasa tekunci. Jadi aku mengambil sebongkah kayu di sekitar sini, untuk pertahanan diri. Tapi justru Devin menarikku keluar dari ruangan dan kembali menutup pintunya. Dia bilang makhluk itu terlalu kuat.

Kami kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai di luar kastil, kami tiba di halaman belakang dan melihat kolam renang. Aku seperti terhipnotis ingin berenang di sana. Namun Devin menepuk keras bahuku hingga aku tersadar. Ternyata aku bahkan sudah membuka jaket dan bersiap menceburkan diri. Untungnya tidak jadi, kolam tersebut airnya hitam pekat dan kotor.

         Kami bersiap meninggalkan kolam, namun kami menoleh kebelakang karena mendengar sesuatu dari kolam. Dan.... muncullah lagi satu makhluk dari kolam. Wanita yang mirip sadako jika divisualisasikan. Oh shit aku hanya bisa mengumpat dalam hati dan meremas lengan Devin. Astga makhluk apa lagi ini? Sialnya lagi sadako ini tidak sendirian. Ada makhluk lain yang mulai muncul dari kolam. Kami memutuskan untuk secepat mungkin lari dari sini.

Oh shit apa lagi sekarang? Devin berteriak tidak bisa lari. Kakinya dipegangi oleh sadako itu. Aku meraih pedang yang masih dibawa Devin, dan aku ayunkan pedang itu ke sadako hingga ia melepaskan genggamannya dari kaki Devin. Aku berhasil, sadako itu menyerah dan pergi. Namun aku tidak benar-benar berhasil. Si sadako malah kembali membawa saudara-saudaranya. Oh astaga dan belum lagi makhluk lainnya ikut-ikutan mendekati kami.

Aku dan Devin tidak bisa kemana-mana, kami telah dikepung. Si sadako itu kini meraih kakiku hingga aku jatuh mengahantam pinggiran kolam. Sadako menyeretku paksa masuk ke kolam. *byuuuuuur* Aku tenggelam, dan sulit bernapas karena paru-paruku mulai dipenuhi air, dan si sadako semakin membawaku jauh ke dasar kolam.

*byuuuuurrrr.....* ”JEEENNY BANGUUUN....!!!! Kamu tidur seperti kerbau, cepat bangun dan berangkat sekolah!”
Oh God ternyata hanya mimpi, tapi kenapa basahnya tetap sungguhan? -_____-‘




Oleh                : Enggar Tyastiwi. M
Alamat            : Pondok Kacang Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan


3 komentar:

Anonim mengatakan...

Kak, gimana caranya kirim cerpen ke Majalah Hai? Alamat email-nya kemana kak? Dan cerpen Mimpi dan Basah ini kakak nungguin selama berapa minggu/bulan?

Enggar Tyastiwi mengatakan...

Kamu bikin cerita, kalo aku ini cerpennya bikin di bawah 600 kata.
Kalo udah, kirim ke cerpen_hai@yahoo.com

Paling lama nunggu seminggu nunggu konfirmasi dr redaksi hai. Terbitnya kalo aku sekitar sebulan kemudian ��

Unknown mengatakan...

Ha Ha Ha. Lucu cerpennya. Endingnya ngakak. Salam kenal.