Jumat, 22 Maret 2019


          


          Lilo seorang yang pendiam. Tak banyak bicara, lebih suka mendengarkan. Karena dengan mendengarkan, dia banyak tahu perspektif orang. Lilo bagai botol kosong, ringan, mudah ditendang. Tak ada air yang memenuhinya. Pengetahuannya sedikit, dia tak tahu dunia, banyak tak tahu tentang kehidupan. Dia merasakan indahnya kehidupan hanya dari cerita orang. Lucu.

        Dalam hatinya ingin menangis. Walau dia tahu pada akhirnya semua botol akan kosong, setidaknya dia ingin merasakan air. Lilo takut menjadi botol kosong yang hanya teronggok di pinggir jalan, menjadi sampah. Lilo takut menjadi sampah.

Dalam hatinya ingin menangis. Lilo masih sama seperti yang dulu. Belum ada air yang mengisinya. Akankah dia benar-benar menjadi sampah? Lilo tak tahu botol macam apa dia, botol kaca atau plastik. Apa pun itu, dia tidak ingin jadi sampah.

"Sampah akan selalu jadi sampah jika tak diolah." ucap sahabat Lilo. Itu sedikit memberi Lilo harapan. Jangan takut jadi sampah, sampah tak selamanya sia-sia, apalagi botol. Lilo sadar dirinya adalah sebuah potensi, sebuah botol, yang hanya perlu diolah.


Anjiiirrr gua nulis apaan si -____-



Selasa, 19 Maret 2019

Gua mau curhat..
Bodo amat ah, blog gua ini :"D
gua nulisnya gaya sehari-hari aja ya..
karena lagi ga mood nulis-nulis yang puitis..
karena nulis puitis butuh mikir keras dan riset dulu (bagiku) :")





Iya, akhir-akhir ini pikiran gua dipenuhi oleh seorang pria, inisialnya SSS. Secara fisik, sumpah dia tipe gua banget. Tinggi berisi, manis rupawan, badannya tegap, for me he's physically perfect. Pertama kenal pas pagi-pagi di tempat event belum ada yang dateng. Terus ada seorang cewek baru dateng namanya bella, kita ngobrol. Lalu ga lama datanglah si SSS ini, berjalan dengan gantengnya menghampiri kita, lalu kita semua ngobrol dan kenalan. Di situ gua udah sering nunduk senyum-senyum sendiri, istilahnya blushing. Abisnya doi manis banget, dan ngobrolnya juga asik. Di situ hati gua berkata gar, you like this guy, don't you? you can't even look him in the eyes. You're falling too fast. I bet the gravity pulled you down too hard.

Terus dateng lagi cowok nyamperin kita ngobrol, namanya fauzi. Yaudah deh kita jadinya berempat. 


Di situ gua berharap yaudah kita berempat aja terus kalo disuruh berkelompok. Karena gua ga terlalu suka ketemu orang baru, apalagi banyak dan harus adaptasi lagi. Tapi ujung-ujungnya dipisah juga. Hati rasanya nge-loss gitu wkwk. Lagi nyaman-nyamannya eh berpisah. Selama tiga minggu kerja di event cuma bisa mandangin dari jauh.


pagi-pagi saat briefring pun gua selalu nengok-nengok ke belakang nyariin dia, udah dateng belom. and I feel like, he always catches me staring, ofcourse then I look away.. malu karena ketauan :")


Cemburu ketika dia ngobrol sama cewek lain. Pengen jadi cewek itu yang bisa ngobrol sama dia. Terus pernah juga doi kalo ga salah nyetel lagu gitu dari laptop staff yang dipasangin speaker. Dan lagunya emang enak banget. Sampe sekarang ga tau judulnya apa, lagunya juga lupa :"D hehehe
tapi dari suara vokal lagunya kayak band Simple Plan gitu, entahlah...


Pas di farewell party (selesai event) malemnya, doi dapet penghargaan The Best Crew dong. Coba tuh.. gimana gua ga makin tergila-gila? Ya ampun mana ganteng banget pake baju putih, dengan gantengnya jalan maju ke depan. Pengen histeris tapi malu, cuma nahan aja dan blew him kisses from afar


pengen banget bisa terus kontekan dan jadi temennya, main, hang out bareng, pengeeeen banget :"). Sampe nangis gua karena terlalu berharap wkwk.. gua bikinin dia puisi karena saking sukanya, kagum, dan ngefans. Dia ga tau betapa senengnya ketika chat gua dibales, tapi dia balesnya lama sekali, kadang ga dibales :").. Sedih aku tuh. Itu mah udah kode aja sih supaya gua ga ngechat2 dia lagi, dan sadar diri aja saya :").. Ga bisa milikin seenggaknya pengen jadi temen. He's just one of the sweetest creature for me.


Tapi paling dia nganggepnya "event selesai, yaudah bertemennya di event aja :")"
Aku mah apa sih, cuma remesan biskuit jatoh ke karpet :")


I hope you read this, my Prince Charming. 


Sabtu, 16 Maret 2019




That one morning.
The world seemed to slow down.
The piano tune was suddenly played in my head.
I was like Jack Dawson who first saw Rose Dewitt Bukater on Titanic Ship.





I looked up to see the beauty.
I shut my eyes hearing his talking.
Was he even a siren singing?
Beautiful voice to lure the sailors before wrecking their ships.  



He was standing beautifully in white.
Smile sheepishly in front of the mortals.
Giggling adorably over something. 
I froze in my place forget how to breathe.


Who was this man graciously walking? 
Those piercing eyes got me hypnotised.
His smile as bright as morning light. 
I believed the earth has two suns. 



The greek myth once has its story.
Icarus fell because he was too close to the sun.
He was the sun.
I was the Icarus itself.


I was being pulled down by his beauty.