Lilo
seorang yang pendiam. Tak banyak bicara, lebih suka mendengarkan. Karena dengan
mendengarkan, dia banyak tahu perspektif orang. Lilo bagai botol kosong,
ringan, mudah ditendang. Tak ada air yang memenuhinya. Pengetahuannya sedikit,
dia tak tahu dunia, banyak tak tahu tentang kehidupan. Dia merasakan indahnya
kehidupan hanya dari cerita orang. Lucu.
Dalam hatinya ingin menangis. Walau
dia tahu pada akhirnya semua botol akan kosong, setidaknya dia ingin merasakan
air. Lilo takut menjadi botol kosong yang hanya teronggok di pinggir jalan, menjadi
sampah. Lilo takut menjadi sampah.
Dalam
hatinya ingin menangis. Lilo masih sama seperti yang dulu. Belum ada air yang
mengisinya. Akankah dia benar-benar menjadi sampah? Lilo tak tahu botol macam
apa dia, botol kaca atau plastik. Apa pun itu, dia tidak ingin jadi sampah.
"Sampah akan selalu jadi sampah jika tak diolah." ucap sahabat Lilo. Itu sedikit memberi Lilo harapan. Jangan takut jadi sampah, sampah tak selamanya sia-sia, apalagi botol. Lilo sadar dirinya adalah sebuah potensi, sebuah botol, yang hanya perlu diolah.
Anjiiirrr gua nulis apaan si -____-
0 komentar:
Posting Komentar