segelintir perasaan yang nggak bisa diutarakan lisan
14 Mei 2017
Devin Oliver (foto hanya ilustrasi untuk mendukung konten) |
Aku ini tipe cewek yang sebenernya gampang suka sama cowok. Gampang banget suka, mulai dari aspek apapun, mau dari fisiknya, atau kebaikannya, atau kepintarannya, atau keahliannya, atau lain-lainnya. Aku gampang suka terus gampang juga lupa, setelah itu mikir, kenapa ya kok aku dulu sampe tergila-gila banget sama dia?
Aku juga heran sama diri sendiri, kok diriku aneh ya? misalnya aku tergila-gila sama Devin Oliver, ngecrush banget paling sekitar 6 bulan. Terus setelah itu bosen sendiri. Tapi nggak lama sekitar 6 bulanan atau setahun kemudian tergila-gila lagi sama Devin Oliver. Ya ampun..!!
Dan ini sering aku alami pas lagi suka sama cowok. Ngeliat orang baru ya kan, ih kok ganteng si, ih kok pinter si, dan akhirnya suka. Tapi nggak tahan lama. Bener sekitar 6 bulanan atau setahun deh, udah hilang interest gitu. Kalo hal ini beda lagi. Sebenernya aku yang memaksakan untuk menghilangkan perasaan suka itu, untuk mencegah supaya nggak bertepuk sebelah tangan, untungnya berhasil. Tapi beberapa bulan kemudian suka lagi sama cowok itu.
Pokoknya tuh dari SD sampe kerja harus ada cowok yang disukain , biar akunya semangat pergi. Tapi ya gitu! setiap suka sama cowok pasti bertepuk sebelah tangan. Tanpa menarik kesimpulan pun aku tau kalo cowok yang nggak tertarik sama cewek tuh kayak gimana. Huft
Satu hal si kayaknya yang aku dapet saat suka sama cowok. Jangan pernah bilang kalo kita suka sama dia. Karena ketika dia nggak punya perasaan yang sama terhadap kita, dia akan menghindar dan menjauh, itu sakit banget, nggak bohong!
Aku juga orangnya introvert, gampang nyembunyiin perasaan, tapi ekspresif di depan orang-orang tertentu yang udah kenal luar dalem. Gimana rasanya nyembunyiin rasa cemburu, gimana rasanya nyembunyiin sesuatu di dalem dada yang mau meledak, gimana mulesnya saat disapa dia, gimana deg-degannya saat dia bales chat, aku bisa nyembunyiin perasaan itu dengan ekspresi muka datar dan acuh.
Aku kayak bisa baca orang dari cara mereka bersikap. Tapi aku sebisa mungkin supaya orang nggak bisa ngebaca aku. Salah satunya aku sering bersikap berlawanan. Kayak gini, aku suka banget sama dia, pengen rasanya jalan bareng, dibonceng dan meluk dia dari belakang, tapi saat dia ngajak, aku selalu berkilah, saat boncengan aku duduk agak kebelakangan supaya tengah spacenya jauh dan nggak nyentuh punggung dia.
Duh, pokoknya hal percintaan aku nol banget.
Haruskah kita saat mencintai seseorang mengungkapkannya? Sanggupkah kita nanti akan penolakan? Apa yang harus dilakukan saat penolakan itu terjadi?
Jujur, aku cenderung menghindari sakit karena penolakan. Pertama dengan menganalisa apakah dia juga punya perasaan yang sama terhadap kita. Kalo nggak ada, aku mulai perlahan membuang perasaan itu. Karena kalo memang dia benar memiliki perasaan yang sama, kita nggak bakal merasa seperti ngejar kereta, nggak akan kekejar.
Kalo dia memiliki perasaan yang sama, itu ibarat kita diam di stasiun nunggu kereta (re: dia) lewat. Kereta yang ini pasti pintunya kebuka sendiri dan membiarkan kita masuk. Begitulah seharusnya cinta, nggak membiarkan satu pihak mengejar sendirian.
Duh, pokoknya hal percintaan aku nol banget.
Haruskah kita saat mencintai seseorang mengungkapkannya? Sanggupkah kita nanti akan penolakan? Apa yang harus dilakukan saat penolakan itu terjadi?
Jujur, aku cenderung menghindari sakit karena penolakan. Pertama dengan menganalisa apakah dia juga punya perasaan yang sama terhadap kita. Kalo nggak ada, aku mulai perlahan membuang perasaan itu. Karena kalo memang dia benar memiliki perasaan yang sama, kita nggak bakal merasa seperti ngejar kereta, nggak akan kekejar.
Kalo dia memiliki perasaan yang sama, itu ibarat kita diam di stasiun nunggu kereta (re: dia) lewat. Kereta yang ini pasti pintunya kebuka sendiri dan membiarkan kita masuk. Begitulah seharusnya cinta, nggak membiarkan satu pihak mengejar sendirian.
Aku nulis ini untuk kenang-kenangan pernah suka sama kamu. Mungkin beberapa tahun kemudian saat baca ulang ini, aku bakal ngakak, dan mikir kok bisa ya aku dulu tergila-gila sama kamu. Tulis inisial nama nggak ya? Hmm...