20 Juni 2016
Alhamdulillah cerpen gua dimuat di Majalah Hai edisi 25/2016, judul cerpennya Mimpi dan Basah.
Pengen tau gimana ceritanya? Check it out :)
MIMPI DAN BASAH
Devin mengajakku pergi berkeliling
kastil. Dia cerewet dan berisik setiap melihat benda yang dilewatinya. Namun
aku tidak menggubrisnya, mataku terfokus pada hiasan-hiasan dinding dan juga
patung yang terletak di setiap sudut ruangan. Tiba-tiba terdengar suara keras
dan Devin memintakku untuk melihat ke langit-langit kastil. Setelah melihatnya
aku terkejut hingga jatuh terduduk di lantai.
Seorang
wanita merayap di langit-langit dengan wajah marahnya pada kami. Wajah wanita
itu sangat mengerikan, matanya merah, dan giginya runcing bagai gergaji. Aku
tidak bisa menggerakkan tubuhku, rasanya terkunci. Sedangkan Devin terus
menarikku untuk bangkit dan lari. Pasalnya, wanita tersebut semakin mendekati
kami.
Akhirnya
Devin pergi tanpa aku. Aku di sini, masih terduduk sambil memandangi wanita
tersebut. Entah mataku tidak bisa lepas dari wanita tersebut. Mataku terasa
terkunci padanya, bahkan untuk berkedip aku juga tidak bisa. Wanita itu kini
sudah menepakkan kakinya di lantai dan perlahan menghampiriku. Aku tetap tidak
bisa bergerak, benar-benar terkunci.
Dari
kejauhan aku mendengar suara orang berlari. Dia berlari sambil berteriak
namaku. Aku tau itu Devin. Devin kembali dengan membawa pedang dan
mengayunkannya pada wanita itu. Belum sempat Devin menusuknya, wanita itu
hilang seketika. Disaat itu pula aku baru bisa menggerakkan tubuhku kembali.
Kami
melanjutkan perjalanan melihat-lihat kastil dan berhenti di sebuah pintu
ruangan. Aku tanya Devin tempat apa ini dan mengapa dia mengajakku ke sini. Dia
menjawab kastil ini milik kakeknya, dan dia ke sini untuk mencari sesuatu. Dan
Devin tidak memberitahuku apa yang dia cari.
Perlahan
kami mendorong pintu besar ini dan dikejutkan kembali dengan makhluk lain di
dalamnya. Kali ini seorang pria berpakaian prajurit yang kepalanya hampir putus.
Prajurit itu telah bersiap dengan pedangnya untuk menyerang kami. Namun
untungnya Devin masih memegang pedang yang tadi.
Oh
aku benci berhadapan dengan yang seperti ini lagi, dan untungnya juga tubuhku
tidak terasa tekunci. Jadi aku mengambil sebongkah kayu di sekitar sini, untuk
pertahanan diri. Tapi justru Devin menarikku keluar dari ruangan dan kembali
menutup pintunya. Dia bilang makhluk itu terlalu kuat.
Kami
kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai di luar kastil, kami tiba di halaman
belakang dan melihat kolam renang. Aku seperti terhipnotis ingin berenang di
sana. Namun Devin menepuk keras bahuku hingga aku tersadar. Ternyata aku bahkan
sudah membuka jaket dan bersiap menceburkan diri. Untungnya tidak jadi, kolam
tersebut airnya hitam pekat dan kotor.
Kami bersiap meninggalkan kolam,
namun kami menoleh kebelakang karena mendengar sesuatu dari kolam. Dan....
muncullah lagi satu makhluk dari kolam. Wanita yang mirip sadako jika divisualisasikan. Oh
shit aku hanya bisa mengumpat dalam hati dan meremas lengan Devin. Astga
makhluk apa lagi ini? Sialnya lagi sadako
ini tidak sendirian. Ada makhluk lain yang mulai muncul dari kolam. Kami
memutuskan untuk secepat mungkin lari dari sini.
Oh shit
apa lagi sekarang? Devin berteriak tidak bisa lari. Kakinya dipegangi oleh sadako itu. Aku meraih pedang yang masih
dibawa Devin, dan aku ayunkan pedang itu ke sadako
hingga ia melepaskan genggamannya dari kaki Devin. Aku berhasil, sadako itu menyerah dan pergi. Namun aku
tidak benar-benar berhasil. Si sadako
malah kembali membawa saudara-saudaranya. Oh
astaga dan belum lagi makhluk lainnya ikut-ikutan mendekati kami.
Aku
dan Devin tidak bisa kemana-mana, kami telah dikepung. Si sadako itu kini meraih kakiku hingga aku jatuh mengahantam pinggiran
kolam. Sadako menyeretku paksa masuk
ke kolam. *byuuuuuur* Aku tenggelam, dan
sulit bernapas karena paru-paruku mulai dipenuhi air, dan si sadako semakin membawaku jauh ke dasar kolam.
*byuuuuurrrr.....* ”JEEENNY BANGUUUN....!!!!
Kamu tidur seperti kerbau, cepat bangun dan berangkat sekolah!”
Oh God ternyata
hanya mimpi, tapi kenapa basahnya tetap sungguhan? -_____-‘
Oleh : Enggar Tyastiwi. M
Alamat : Pondok Kacang Barat,
Pondok Aren, Tangerang Selatan